PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PROSES PENGEMBANGAN KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT
(Makalah)
Oleh
Octavio Lisboa Guterres Fernandes
Nim:
09.03.04.088
Semester : II/A
DEPARTAMENTO DE QUÍMICA
FACULDADE DE CIÊNÇIAS DA EDUCAÇÃO
UNIVERSIDADE NACIONAL TIMOR LORO SA’E
(UNTL)
DILI
2010
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Essa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya penulis dapat menulis makalah ini yang berjudul “Peranan bimbingan
dan konseling dalam proses pengembangan kehidupan bermasyarakat” hingga
selesai. Meskipun dalam makalah ini penulis mendapat banyak yang menghalangi,
namun mendapat pula bantuan dari beberapa pihak baik secara moril, materil
maupun spiritual.
Oleh karena itu, penulis menghanturkan terimah kasih kepada
guru pembimbing serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan dan saran
atas selesainya penulis makalah ini. Di dalam penulisan makalah ini penulis
menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan meningat keterbatasannya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu, sangat di harapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk melengkapkan makalah
ini dan berikutnya.
Dili, October 2010
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang....................................................................................................... 1
B.
Tujuan ................................................................................................................... 5
C.
Perumusan Masalah .............................................................................................. 5
D.
Ruang Lingkup ..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian ............................................................................................................. 6
B.
Hakekat Bimbingan dan Konseling di SD............................................................ 7
C.
Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD............................................................ 8
D.
Fungsi Bimbingan dan Konseling di SD............................................................... 9
E.
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di SD.................................................. 10
F.
Kegiatan BK Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi ....................................... 11
G.
Peranan Guru Kelas Dalam Kegitan BK di SD .................................................. 12
H.
Bidang Yang di Garap Dalam Bimbingan dan Konseling .................................. 13
I.
Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah....................................................... 16
J.
Jenis-Jenis Bimbingan di Sekolah ........................................................................ 17
K.
Bimbingan Karir Bagi Siswa ............................................................................... 18
L.
Pentingnya Pemilihan Karir Bagi Siswa .............................................................. 19
M.
Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir....................................................... 20
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan .......................................................................................................... 22
B.
Saran .................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 23
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Generasi muda merupakan salah satu elemen utama penerus dan
regenerasi bangsa. Masa muda adalah proses peralihan masa kanak-kanak menuju
masa dewasa, suatu masa yang paling menentukan perkembangan manusia di bidang
emosional, moral, spiritual, dan fisik. Masa ini dipenuhi dengan perkembangan
dan perubahan, masa goncang dan penuh dengan pemberontakan. Tak jarang ditemui
banyak kaum muda kehilangan pegangan dalam usaha menemukan dirinya. Dalam masa
ini kaum muda membutuhkan pendampingan yang intensif dari orang yang lain yang
lebih dewasa.
Pada hakekatnya seseorang yang tengah memasuki tahap remaja
memiliki karakteristik mental yang tengah labil. Dapat dikatakan seseorang
tersebut sedang memasuki tahap yang dinamakan transisi. Siswa-siswi Sekolah
Menengah Pertama (SMP) maupun yang berada pada tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA), adalah usia di mana seorang individu yang berada dalam masa atau tahap
peralihan. Dalam masa ini individu mulai berinteraksi dengan individu lainnya,
baik dengan yang sejenis maupun dengan lawan jenisnya. Lebih-lebih seorang
pribadi individu yang tinggal di daerah perkotaan. Mereka begitu dekat dengan
perkembangan zaman. Oleh karena itu mereka membutuhkan perhatian dan
pendampingan yang baik dan serius. Pendampingan ini bertujuan untuk membantu
mereka dalam menghadapi masa depan mereka.
Pendampingan/advokasi terhadap siswa-siswi di tingkat SMP
ataupun tingkat SMA salah satunya adalah dengan kegiatan Bimbingan dan
Konseling (BK). BK (Bimbingan dan Konseling) merupakan proses bantuan yang diberikan
kepada individu/siswa-siswi agar dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya,
dan memecahkan masalah serta dapat merencanakan masa depannya selaras dengan
tuntutan masyarakat/zaman dan mampu berkompetisi dan menyikapi secara positif
berbagai permasalahan dan tawaran zaman yang begitu menggiurkan. Bimbingan ini
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam hal memecahkan masalah yang
sangat kompleks dan bersifat rahasia. Bimbingan dalam menggunakan waktu
senggang (Sure time Guidance).
Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer
& Stone (1966) menemukakan bahwa guidance
berasal kata guide yang
mempunyai arti to direct, pilot,
manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).
Sedangkan menurut W.S. Winkel (1981) mengemukakan bahwa guidance mempunyai hubungan dengan guiding: “ showing a
way” (menunjukkan jalan), leading (memimpin), conducting (menuntun), giving
instructions (memberikan petunjuk), regulating (mengatur), governing
(mengarahkan) dan giving advice
(memberikan nasehat).
Penggunaan istilah bimbingan seperti dikemukakan di atas
tampaknya proses bimbingan lebih menekankan kepada peranan pihak pembimbing.
Hal ini tentu saja tidak sesuai lagi dengan arah perkembangan dewasa ini,
dimana pada saat ini klien lah yang justru dianggap lebih memiliki peranan
penting dan aktif dalam proses pengambilan keputusan serta bertanggungjawab
sepenuhnya terhadap keputusan yang diambilnya.
Bimbingan ini juga diberikan kepada individu-individu dalam
hal bagaimana memanfaatkan waktu luang. Siswa dapat mengisi waktu senggang yang
ada untuk kegiatan yang bermanfaat dan produktif. Bimbingan dan Konseling ini
menyangkut beberapa hal, yaitu :
1. Bimbingan Pribadi (Personal Guidance)
2. Bimbingan Sosial (Social Guidance)
3. Bimbingan Pengajaran / Belajar (Instruction Guidance)
4. Bimbingan Karier (Career Guidance).
Berdasarkan uraian di atas bahwa BK memiliki peran dan fungsi
yang sangat penting dalam perkembangan diri siswa-siswi, yaitu antara lain
untuk memahami seluruh potensi peserta siswa-siswi, mengembangkan seluruh aspek
kepribadian siswa-siswi, menyalurkan segala kekuatan siswa-siswi untuk
dikembangkan, untuk mengentaskan segala masalah yang dialami siswa-siswi, dan
untuk melindungi hak-hak peserta didik.
Banyak
orang yang mengatakan bahwa bimbingan dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan
saja dan dimana saja. Pendapat tersebut dapat dikatakan benar jika ditinjau
dari segi bahasa secara umum yaitu memberikan bantuan, namun memberikan bantuan
bukanlah berarti bimbingan. Seperti salah satu contohnya adalah seorang guru
membantu kesulitan anak dalam menjawab salah satu soal yang sedang dikerjakan
siswa. Perlakuan guru tersebut dikatakan memberikan bantuan tetapi bukan
merupakan bimbingan. Untuk lebih jelasnya dibawah ini beberapa pendapat yang
dikemukakan oleh para ahli:
Menurut
Slameto bahwa bimbingan adalah: “Proses memberikan bantuan kepada siswa
agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan
akan dunia disekitarnya, mengambil keputusan untuk melangkah maju secara
optimal dalam perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri menghadapi
serta memecahkan masalah-masalahnya, semuanya demi tercapainya penyesuaian yang
sehat dan demi kemajuan dan kesejahteraan mentalnya”, sedangkan Konseling
diartikan : “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara
langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media internet, atau
telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau memecahkan masalah yang dialaminya”.
Miller (I.Djumhur dan Moh.Surya,1975) mengartikan bimbingan
sebagai proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian
diri secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat.
§
Peters dan Shertzer (Sofyan S.Willis, 2004) mendefiniskan
bimbingan sebagai : the process of
helping the individual to understand himself and his world so that he can
utilize his potentialities.
§
United
States Office of Education (Arifin, 2003) memberikan rumusan bimbingan
sebagai kegiatan yang terorganisir untuk memberikan bantuan secara sistematis
kepada peserta didik dalam membuat penyesuaian
diri terhadap berbagai bentuk problema yang dihadapinya, misalnya
problema kependidikan, jabatan, kesehatan, sosial dan pribadi. Dalam
pelaksanaannya, bimbingan harus mengarahkan kegiatannya agar peserta didik
mengetahui tentang diri pribadinya sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
§
Jones et.al. (Sofyan S.Willis, 2004)
mengemukakan : “guidance is the help
given by one person to another in making choice and adjusment and in solving
problem.
§
Djumhur dan Moh. Surya, (1975) berpendapat bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar
tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk
mengarahkan dirinya (self direction)
dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.
§
Prayitno, dkk. (2003) mengemukakan bahwa
bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Dari beberapa pendapat di atas, tampaknya para ahli masih
beragam dalam memberikan pengertian bimbingan, kendati demikian kita dapat
melihat adanya benang merah, bahwa : Bimbingan pada hakekatnya merupakan upaya
untuk memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik.. Bantuan dimaksud
adalah bantuan yang bersifat psikologis. Tercapainya penyesuaian diri,
perkembangan optimal dan kemandirian merupakan tujuan yang ingin dicapai dari
bimbingan.
Dari pendapat Prayitno, dkk. yang memberikan pengertian
bimbingan disatukan dengan konseling merupakan pengertian formal dan
menggambarkan penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang saat ini diterapkan
dalam sistem pendidikan nasional.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
§
Tujuan umum
-
Untuk
mempelajari dan mengetahui lebih lanjut tentang bimbingan dan konseling.
-
Untuk
memperdalam bimbingan dan konseling dalam kehidupan bermasyarakat.
§
Tujuan khusus
-
Untuk
mengetahui lebih mendalam tentang perspektif bimbingan dan konseling di bidang
pendidikan.
C. Perumusan masalah
Dari latar belakang di atas dapat di identifikasikan
masalah sebagai berikut:
-
Apa itu bimbingan dan konseling
-
Bagaimana fungsi bimbingan dan konseling di
sekolah dasar
-
Bagaimana
kegiatan guru dalam proses bimbingan dan konseling di bidang pendidikan.
D. Ruang lingkup
Dalam pembuatan makalah
ini penulis akan mengambil pembatasan masalah hanya mengenai kegiatan bimbingan
dan konseling di sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bimbingan dan konseling
adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu
sistem. Proses pendidikan adalah proses interaksi antara masukan alat dan
masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkankan masukan alat
adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan
media pendidikan, sistem administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian,
tenaga pengajar, system evaluasi serta bimbingan konseling. Bimbingan merupakan
bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul
dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah,
supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan
demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang
tersebut. Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh
Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru
kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan
semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan
bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Dalam konteks pemberian
layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian
layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan
dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling
kelompok. Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan
konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat
diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses
pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara
optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup
berarti, realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa
peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan
secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan
beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa
dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di SD "asal jalan".
Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di SD "asal jalan".
Dalam Pedoman Kurikulum
Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling tersirat bahwa suatu sistem
layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta
dan tercapai dengan baik apabila tidak memiliki sistem pengelolaan yang
bermutu. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan
terarah. Untuk itu diperlukan guru pembimbing yang profesional dalam mengelola
kegiatan bimbingan konseling berbasis kompetensi di sekolah dasar. Berdasar
latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk melakukan telaah
mengenai peranan guru kelas dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah
Dasar.
B.
Hakikat Bimbingan dan Konsling di SD
M.
Surya (1988:12) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian atau
layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang
dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan.
Bimbingan
ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu
dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam
kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193).
Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa bimbingan dalam
penelitian ini merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu
agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa
agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance),
mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self
realization).
Konseling
adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien (Prayitno, 1997:106).
Konseling
merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia memperoleh
konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dan
memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang (Mungin Eddy Wibowo,
1986:39).
Dari
pengertin tersebut, dapat penulis sampaikan ciri-ciri pokok konseling, yaitu:
1) Adanya
bantuan dari seorang ahli,
2) Proses
pemberian bantuan dilakukan dengan wawancara konseling,
3) Bantuan
diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar memperoleh konsep diri
dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah guna memperbaiki tingkah lakunya
di masa yang akan datang.
C. Perlunya
Bimbingan dan Konseling di SD
Jika ditinjau secara
mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelangi perlunya bimbingan
yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum,
latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan
pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung
jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Untuk mewujudkan tujuan
tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada
dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan. Bila dicermati dari sudut
sosio kultural, yang melatar belakangi perlunya proses bimbingan adalah adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak
disetiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan relatif
menetap.
Ada lima hal yang
melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni:
1)
Masalah perkembangan individu,
2)
Masalah perbedaan individual,
3)
Masalah kebutuhan individu,
4)
Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan
5)
Masalah belajar
D. Fungsi
Bimbingan dan Konseling di SD
Sugiyo dkk (1987:14)
menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
a.
Fungsi penyaluran (distributif) Fungsi penyaluran ialah
fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan siswa-siswa dalam memilih
program-program pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah,
memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan
bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi
ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara
lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain.
b.
Fungsi penyesuaian (adjustif) Fungsi penyesuaian ialah
fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang
sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa
dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya.
Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara
optimal.
c.
Fungsi adaptasi ( adaptif ) Fungsi adaptasi ialah
fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah khususnya guru dalam
mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi
siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri,
kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru.
Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para
siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan
bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat (Sugiyo, 1987:14)
E. Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling di SD
Prinsip merupakan
paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997:219). Berikut ini
prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah sumber, sebagai
berikut:
a.
Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan
dari segala kejiwaannya adakah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau
merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan
keunikan, sikap dan tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu
menggunakan cara-cara yang sesuai atau tepat.
b.
Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai
berbagai kebutuhan. Oleh karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat
efektif perlu memilih teknik-teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai
kebutuhan individu.
c.
Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan
yang pada akhirnya orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi
kesulitannya sendiri.
d.
Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus
aktif , mempunyai bayak inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya
berpusat pada orang yang dibimbing.
e.
Prinsip referal
atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila ternyata
masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (petugas bimbingan).
Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga
lain yang lebih ahli.
f.
Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai
dengan kegiatan identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami
individu yang dibimbing.
g.
Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara
fleksibel sesuai dengan kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan
masyarakatnya.
h.
Program bimbingan dan konseling di sekolah harus
sejalan dengan program pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini
merupakan keharusan karena usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar
jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
i.
Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah hendaklah dipimpin oleh seorang petugas yang benar-benar memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan
bekerja sama dengan petugas-petugas lain yang terlibat.
j.
Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya
senantiasa diadakan penilaian secara teratur. Maksud penilaian ini untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan
program bimbingan. Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan
konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi
sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga
untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno,
1997:219).
F.
Kegiatan BK dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berdasakan Pedoman
Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling (2004) dinyatakan
bahwakerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang
dijabarkan dalam 4 (empat) kegiatan utama, yakni:
a.
Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan
untuk membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan
hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa SD.
b.
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang
bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh
peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventik atau mungkin
kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling
kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif adalah:
1)
Bidang pendidikan;
2)
Bidang belajar;
3)
Bidang sosial;
4)
Bidang pribadi;
5)
Bidang karir;
6)
Bidang tata tertib SD;
7)
Bidang narkotika dan perjudian;
8)
Bidang perilaku sosial, dan
9)
Bidang kehidupan lainnya.
c.
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan
yang membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, karir,dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan utama dari
layanan ini untuk membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan
sendiri.
d.
Dukungan sistem, adalah kegiatan-kegiatan manajemen
yang bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan progam bimbingan secara
menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangaan profesionalitas,
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasihat,
masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan
(Thomas Ellis, 1990). Kegiatan utama layanan dasar bimbingan yang responsif dan
mengandung perencanaan individual serta memiliki dukungan sistem dalam
implementasinya didukung oleh beberapa jenis layanan BK, yakni:
1)
Layanan pengumpulan data,
2)
Layanan informasi,
3)
Layanan penempatan,
4)
Layanan konseling,
5)
Layanan referal/melimpahkan ke pihak lain, dan
6)
Layanan penilaian dan tindak lanjut (Nurihsan,
2005:21).
G. Peranan
Guru Kelas dalam Kegiatan BK di SD
Implementasi kegiatan
BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat menentukan
keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam
pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian
tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Sardiman (2001:142)
menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
a.
Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara
mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan
akademik maupun umum.
b.
Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik,
silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
c.
Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan
dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika
di dalam proses belajar-mengajar.
d.
Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e.
Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses
belajar-mengajar.
f.
Transmitter, guru bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
g.
Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
h.
Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar
siswa.
i.
Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai
prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya,
sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
H. Bidang
yang digarap dalam Bimbingan dan Konseling
Secara formal, terdapat
empat bidang yang menjadi ruang lingkup garapan layanan bimbingan dan konseling
dalam konteks pesekolahan saat ini, yaitu :
1.
Bidang pelayanan kehidupan pribadi; membantu individu
menilai kecakapan, minat, bakat, dan karakteristik kepribadian diri sendiri
untuk mengembangkan diri secara realistik.
2.
Bidang pelayanan kehidupan sosial; membantu individu
menilai dan mencari alternatif hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan
teman sebaya atau dengan lingkungan sosial yang lebih luas.
3.
Bidang pelayanan kegiatan belajar; membantu individu
dalam kegiatan dalam rangka mengikuti jenjang dan jalur pendidikan tertentu
dan/atau dalam rangka menguasai kecakapan atau keterampilan tertentu.
4.
Bidang pelayanaan perencanaan dan pengembangan karier;
membantu individu dalam mencari dan menetapkan pilihan serta mengambil
keputusan berkenaan dengan karier tertentu, baik karier di masa depan maupun
karier yang sedang dijalaninya.
Sebagaimana telah
disinggung di atas, tentang perluasan kawasan bimbingan dan konseling yang
mencakup kehidupan yang lebih luas. Saat ini sedang dikembangkan dua bidang
baru yaitu bidang pelayanan kehidupan
berkeluarga untuk membantu individu dalam mencari dan menetapkan serta
mengambil keputusan berkenaan dengan rencana perkawinan dan/atau kehidupan
berkeluarga yang dijalaninya dan bidang pelayanan kehidupan keberagamaan untuk membantu individu dalam memantapkan
diri berkenaan denganperilaku keberagmaan menurut agama yang dianutnya.
Jenis-jenis layanan
pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan konseling
dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan
konseling. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat
tujuh jenis layanan. Namun sangat mungkin ke depannya akan semakin berkembang,
baik dalam jenis layanan maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di
Indonesia saat ini sudah mulai meluncurkan dua jenis layanan baru yaitu layanan
konsultasi dan layanan mediasi. Namun, kedua jenis layanan
ini belum dijadikan sebagai kebijakan formal dalam sistem pendidikan di
sekolah.Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan ketujuh jenis layanan
bimbingan dan konseling yang saat ini diterapkan dalam pendidikan nasional.
§
Layanan
Orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari,
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang
baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada
setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan
memadai, yang berfungsi untuk
pencegahan dan pemahaman.
§
Layanan
Informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier,
pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik
agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang
pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya
yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.
§
Layanan
Pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi
belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan
dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan
agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Layanan pembelajaran berfungsi untuk
pengembangan.
§
Layanan
Penempatan dan Penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan
tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap
potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
§
Layanan
Konseling Perorangan merupakan layanan yang memungkinan peserta
didikmendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk
mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan
layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan
masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
§
Layanan
Bimbingan Kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta
didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan
membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan
tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang
pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan
atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan
§
Layanan
Konseling Kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
(masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok,. Layanan Konseling
Kelompok berfungsi untuk pengentasan
dan advokasi.
I. Fungsi
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan konseling menempati bidang pelayanan siswa
dalam keseluruhan, proses dan kegiatan pendidikan. Pemberian Layanan bimbingan
dan konseling kepada siswa agar masing-masing siswa dapat berkembang menjadi
pribadi yang mandiri secara optimal. Berikut ini dijekaslan maisng-masing
fungsi layanan tersebut:
1.
Fungsi Pencegahan
Bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai pencegahan,
artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam hal ini
layanan yang diberikan berupa bantuan yang bagi para siswa agar terhindar dari
berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hal tersebut dapat
ditempuh melalui program bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat
menghambat seperti; kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial,
pemilihan karir dan lain sebagainya dapat dihindari oleh siswa.
2.
Fungsi Penyesuaian
Fungsi
penyesuaian dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi membantu
terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya. Dengan demikian, adanya
kesesuaian antara pribadi siswa dan sekolah sebagai penyesuaian lingkungan
3.
Fungsi Perbaikan
Meskipun
fungsi pencegahan dan penyesuaian telah dilaksanakan, namun siswa yang
bersangkutan masih mungkin mengalami masalah-masalah tertentu . Disinilah
fungsi perbaikan dari layanan bimbingan dan konseling diperlukan. Bantuan yang
diberikan tergantung pada masalah yang dihadapi, baik dalam jenisnya, sifatnya,
maupun bentuknya. Pendekaan yang dilakukan dapat berbentuk layanan individual
ataupun kelompok
4.
Fungsi pengembangan
Bimbingan
dan konseling dapat berfungsi pengembangan artinya, layanan yang diberikan
dapat membantu para siswa dalam mengemangkan keseluruhan pribadinya secara
lebih terarah dan mantap. Dalam fungsi ini hal-hal yang sudah dipandang
bersifat positif dijaga agar tetap baik dan dimantapkan. Dengan demikian dapat
diharapkan siswa dapat berkembang secara optimal.
J. Jenis-jenis
Bimbingan di Sekolah
Ada
7 (tujuh) jenis layanan yang dapat dilakukan oleh setiap guru pembimbing untuk
setiap satuan pendidikan atau sekolah. Jenis layanan yang mana yang akan
digunakan oleh guru pembimbing dalam bidang-bidang (pribadi, sosial, belajar
dan karir) tergantung kepada :
a. Keperluan
atau kebutuhan di sekolah
b. Program
layanan yang sudah disusun di sekolah. Setiap jenis layanan yang disebutkan
memerlukan waktu 2 jam untuk satu kali kegiatan layanan bimbingan. Jenis
layanan tersebut antara lain:
-
Layanan Orientasi yaitu layanan
bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak lain yang dapat memberikan pengaruh
besar terhadap siswa (terutama orang tua siswa) memahami lingkungan sekolah
yang baru dimasukinya.
-
Layanan Informasi yaitu layanan
bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak lain yang dapat memberikan pengaruh
besar kepada siswa (orang tua) menerima dan memahami informasi pendidikan
-
Layanan penempatan dan penyuluhan yaitu
layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran
secara tepat, misalnya; penempatan dan penyaluran di dalam kelas; kelompok belajar;
jurusan atau program khusus.
-
Layanan bimbingan dan pembelajaran
yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mengembangkan siswa berkenaan
dengan sikap kebiasaan belajar yang baik dan cocok.
-
Layanan konseling perorangan yaitu
layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dapat mendapatkan layanan langsung
tatap muka dengan pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan masalah
-
Layanan
bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah
siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan informasi
-
Layanan
konseling kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa
memperoleh kesempatan untuk membahas dan pemecahan maslaah melalui dinamika
kelompok yang berbeda
K. Bimbingan
Karir bagi Siswa
Menurut
Ruslan Abdul Gani bimbingan karir adalah “uatu proses bantuan layanan dan
pendekatan terhadap individu (siswa atau remaja) agar individu yang
bersangkutan dapat mengenal dirinya dan dapat mengenal dunia kerja merencanakan
masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang diharapkan yang menentukan
pilihannya dan mengambil suatu keputusan”
Layanan
bimbingan karir merupakan layanan yang diberikan pembimbing kepada klien dalam
memecahkan masalah karir yang dihadapi klien. Dibawah ini akan diuaraikan
beberapa pendapat tentang bimbingan karir yaitu sebagai berikut:
1.
Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan
yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir ( pekerjaan )
untuk memperoleh penyesuaian sebaik-baiknya dengan masa depannya.
2.
Bimbingan karir merupakan proses membantu seseorang
untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran
tentang dunia kerja diluar, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan
dunia kerja itu. Dan pada akhirnya dapat : memilih bidang pekerjaan, menyiapkan
diri untuk bidang pekerjaan, membina karir dalam bidang tersebut, bimbingan
karir adalah program pendidikan yang merupakan layanan terhadap siswa agar
siswa: mengenal dirinya sendiri, mengenal dunia kerja,dapat memutuskan apa yang
diharapkan dari pekerjaan dan dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang
diharapkan disamping pekerjaan untuk mencari nafkah.
3.
Bimbingan karir membantu siswa dalam mengambil
keputusan mengenai karir atau pekerjaan utama yang mempengaruhi hidupnya dimasa
mendatang.
L. Pentingnya
Pemilihan Karir bagi Siswa
Karir
bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan dan menjadi pilihan yang
sesuai dengan kemampuan yang miliki namun haruslah ditentukan. Untuk
membentukan hal demikian harus didasarkan pada keputusan siswa itu sendiri yang
didasarkan pada pemahaman tentang kemampuan dan minat serta pengenalan karir
yang ada di masyarakat.
Keberhasilan
siswa dalam pemilihan karir yang tepat tidaklah semudah seperti apa yang
dibayangkan, agar siswa mempunyai pilihan yang tepat terhadap suatu pilihan
karir atau pekerjaan, menurut Hoppock yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi
mengemukakan pokok-pokok pikirannya yang terdiri dari sepuluh butir yang
kemudian dijadikan tulang punggung dari teorinya. 10 butir tersebut antara
lain:
1. Pekerjaan
yang dipilih sesuai dengan kebutuhan atau untuk memenuhi kebutuhan
2. Pekerjaan,
jabatan atau karir yang dipilih adalah jabatan yang diyakini bahwa jabatan atau
karir itu paling tidak memenuhi kebutuhannya
3. Pekerjaan,
jabatan atau karir tertentu dipilih seseorang apabila untuk pertama kali dia
menyadari bahwa jabatan itu dapat membantunya dalam memenuhi kebutuhannya
4. Kebutuhannya
yang timbul, mungkin bisa diterima secara intelektual yang diarahkan untuk
tujuan tetentu
5. Pemilihan
jabatan/karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang mampu memperkirakan
bagaimana sebaiknya jabatan yang akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya
6. Informasi
mengenai jabatan/karir akan membantu dalam pemilihan jabatan/karir yang
diinginkan
7. Informasi
mengenai jabatan/ karir akan membantu dalam memilih jabatan/ karir karena
informasi tersebut membantunya dalam menentukan apakah pekerjaan itu dapat
memenuhi kebutuhannya
8. Kepuasan
dalam pekerjaan tergantung pada tercapai tidaknya pemenuhan kebutuhan seseorang
9. Kepuasan
kerja dapat diperoleh dari suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang/
masa yang akan dating
10. Pemilihan
pekerjaan selalu dapat berubah apabila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut
lebih baik untuk pemenuhan kebutuhannya.
Dari dasar teori tersebut tidaklah mungkin siswa dapat
menentukan karir tanpa bantuan dan bimbingan dari konselor, karena disadari
atau tidak untuk dapat memahami kemampuan diri siswa tidaklah mungkin muncul
dengan sendirinya, akan tetapi diperlukan bimbingan dan arahan dari konselor.
M. Faktor
Yang mempengaruhi Pemilihan Karir
Kesulitan
yang dialami siswa dalam memilih dan menentukan karir tidaklah dapat
dipungkiri, banyak siswa yang kurang memahami bahwa karir merupakan jalan hidup
dalam usaha mengapai kehidupan yang baik dimasa mendatang.
Faktor
yang menyebabkan siswa kesulitan dalam pemilihan karir antara lain:
1. Faktor
yang ada dalam diri siswa
Diantaranya adalah:
tingkat intelegensi, sikap mental,Jenis kelamin, agamam dan minat terhadap
suatu karir
2. Faktor
di luar siswa
Diantaranya; tingkat
ekonomi keluarga, minat orang tua dan kondisi sosial masyarakat.
Dari
kedua faktor tersebut diatas merupakan faktor yang mendasar, namun masih banyak
lagi faktor yang menyertai kesulitan siswa dalam memilih karir, salah satu
faktornya adalah faktor kebutuhan, seperti apa yang disampaikan oleh A.H.
Maslow yang dikutip oleh Moh. Surya menyatakan bahwa kebutuhan manusia
terdapat lima macam yaitu:
1. Kebutuhan
jasmani yaitu kebutuhan yang erat kaitannya dengan kebutuhan jasmani
2. Kebutuhan
rasa aman yaitu memperoleh rasa aman, bebas dari rasa takut, ketegangan,
kelaparan dan kehilangan
3. Kebutuhan
sosial yaitu kebutuhan untuk memiliki dan butuh bantuan dari orang lain
misalnya, bergaul, berorganisasi, berkelompok dan saling mengenal
4. Kebutuhan
untuk memperoleh penghargaan yaitu untuk mempertahankan harga dirinya dan
kebutuhan untuk dihargai, misalnya memperoleh Penghormatan
5. Kebutuhan
untuk mengaktualisasikan diri yaitu: untuk menampakkan dirinya sebagai seorang
pribadi yang khas (berbeda dari orang lain)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam keseluruhan makalah
ini penulis dapat di simpulkan bahwa:
1. Layanan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan sesuai dengan program kerja yang
telah direncanakan sebelumnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menentukan pilihannya sendiri dan menanggung segala bentuk resiko yang akan
dihadapi kelak.
2. Guru
bimbingan dan konseling diharapkan memberikan arahan dan informasi tentang
karir yang akan diambil oleh siswa. Guru bimbingan dan konseling membantu siswa
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya
3. Pemberian
layanan bimbingan dan konseling karir di sekolah yang efektif dan memiliki
kontinuitas akan bermanfaat bagi siswa untuk memperoleh berbagai macam
informasi karir, jabatan, pemahaman, diri, pengambilan keputusan sendiri, dan
memecahkan masalah itu sendiri.
4. Kemampuan
siswa terhadap pemahaman kemampuan dan potensi diri tersebut merupakan indikasi
keberhasilan layanan bimbingan dan konseling karir. Efektif tidaknya layanan
bimbingan dan konseling karir yang dilaksanankan di sekolah tergantung pada
kemampuan siswa untuk mengambil keputusan tentang karir dan menanggung segala
bentuk resiko yang akan dihadapinya kelak
B.
Saran
Dari keseluruhan
makalah ini penulis di sarangkan bahwa dalam penulisan makalah peranan
bimbingan dan konseling dalam proses pengembangan kehidupan bermasyarakat ini,
masih banyak kekurangan yang ada maka penulis mengharap saran dan kritikan dari
para pembaca (dosen, kakak semester serta teman serekam) sangat di harapkan
untuk penulis dari penyempurnaan makalah berikutnya atau masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno H. dan Eman Amti, 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta
Ruslan Abdul Gani, 1995, Bimbingan
dan konseling, Pamator Pressindo, Jakarta
Slameto, 2010, Materi
Kuliah Bimbingan Konseling, Fak Pasca Sarjana, UKSW, Salatiga